Nama: Maya Nurlita
Kelas/NPM: 3ea14/14210291
Pengertian
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Jenis-Jenis Penalaran
Metode
induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang
digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum
yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode
berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi
memuai.
Jika dipanaskan, tembaga
memuai.
Jika dipanaskan, emas
memuai.
Jika dipanaskan, platina
memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam
memuai.
Jika ada udara, manusia
akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan
hidup.
Jika ada udara, tumbuhan
akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk
hidup akan hidup.
Metode
deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode
berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Jenis penalaran
deduktif yaitu:
Silogisme
Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Silogisme
Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
Silogisme
Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
Entimen =
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Penalaran dengan
Penulisan Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang
didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu,
disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun
bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Atas
dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui
bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya
ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur
emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun
karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara
berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode
berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
Sumber:
http://dya08webmaster.blog.com/2012/03/30/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar